Selamat Datang di Blog SD Negeri Puncakmanggu - Kalibunder

Minggu, 20 Desember 2015

Membagi Kelompok yang Kreatif


Cara Membagi Kelompok Belajar

Untuk siswa sekolah dasar, belajar dengan cara berkelompok merupakan salah satu cara bekerja sama dengan orang lain. Selain itu belajar secara berkelompok dapat pula meningkatkan tolerasi dengan cara belajar menerima dan mengharagai kelebihan dan kekurangan orang lain. Bahkan metode ini dapat pula meningkatkan rasa percaya diri karena sebagian siswa merasa lebih nyaman menyampaikan ide-idenya dalam kelompok kecil.

Namun sebagai guru dalam memilih anggota kelompok kadang-kadang hanya asal menunjuk dengan hitungan 1,2,3 dan seterusnya. Sering pula sebagai guru, kita cenderung memperhatikan satu aspek saja dalam menunjuk anggota kelompok, misalnya berdasarkan persamaan kompetensi akademik. Padahal keanekaragaman individu dalam kelompok sebenarnya justru memperkaya dinamika kelompok karena mereka akan melengkapi kekurangan orang lain dengan kelebihan dari masing-masing individu. Ketika keanekaragaman ini bertemu dalam satu tim, secara langsung maupun tidak langsung semua anggota akan belajar hal baru dari orang lain. Misalnya, siswa pemalu akan belajar dari anggota tim yang pandai mengungkapkan pendapat secara logis dan runtut atau siswa yang biasa menjadi pengikut akan belajar bagaimana memimpin dan mengatur kelompok dari anggota tim yang punya jiwa kepemimpinan.

Banyak sekali cara membentuk kelompok heterogen yang dapat memperkaya dinamika tim, antara lain:

1. Bulan kelahiran

Cara ini mudah sekali. Setiap siswa berbaris berdasarkan urutan bulan dalam satu tahun tanpa bersuara. Artinya ketika mereka berbaris, mereka tidak boleh bertanya, berkomentar, atau mengatur orang lain dengna bersuara. Mereka harus berbaris dari siswa yang lahir bulan Januari dengan tanggal yang paling awal sampai bulan Desember dengan tanggal paling akhir. Jangan lupa bahwa guru harus member batasan waktu, misalnya 5 menit saja. Setelah itu, guru harus mengecek benar tidaknya urutan tanggal dan bulan. Kemudian guru baru menghitung berapa siswa yang dibutuhkan dalam setiap kelompok. Supaya game ini bermakna bagi siswa, guru sebaiknya bertanya tentang strategi apa yang digunakan agar pembentukan kelompok seperti ini sukses. Tujuan refleksi ini adalah mengajak siswa agar merenungkan manfaat apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini. Seandainya suatu saat melakukan kegiatan yang sama, mereka juga akan melakukannya secara efektif. Cara ini dapat dimodifikasi dengan cara mengurutkan siswa berdasarkan ukuran sepatu, tinggi badan, atau lamanya tidur dalam sehari.

2. Stik es krim
Jangan membuang stik es krim karena ada manfaatnya. Tulislah nama siswa pada stik es krim. Masukkan semua stik es krim yang sudah bernama ke dalam wadah, kocok-kocok. Setelah itu ambil secara acak beberapa stik, jumlahnya tergantung berapa anggota dalam setiap kelompok.

3. Puzzle kalender
Guru dapat memanfaatkan kalender bekas untuk puzzle. Caranya, tentukan terlebih dahulu berapa kelompok yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan. Kemudian tentukan pula berapa jumlah anggota dalam setiap kelompok. Jika setiap kelompok beranggotakan empat orang, maka guru menggambar kepingan puzzle sebanyak lima bagian dalam setiap lembar kalender karena yang sekeping potongan akan diletakkan di meja sebagai acuan bagi siswa untuk menemukan pasangan kepingan puzzle. Pelaksanaan di kelas jga mudah. Setiap siswa akan mendapatkan satu keeping puzzle kalender. Mereka akan bergerak untuk menenukan pasangan puzzle. Ingatkan kepada siswa untuk tidak bersuara agar kelas terkendali.

4. Angkamu angkamu
Ini adalah cara membentuk tim dengan menuliskan soal hitungan. Guru menuliskan soal penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan, atau hitung campur di dalam sebuah kertas kecil. Hasil dari soal hitungan tadi dalam setiap kelompok harus sama. Misalnya, jika guru menginginkan satu kelompok terdapat empat anggota, maka guru membuat soal hitungan sebanyak 4, yang apabila sudah selesai dihitung, hasilnya sama. Contoh, 3×4 +2=; 20-5=; 30:2=. Hasil dari setiap soal adalah 15. Jadi siswa yang mendapat soal dengan hasil 15, maka mereka akan membentuk satu kelompok.

5. Judul yang hilang
Guru dapat memanfaatkan beberapa judul filem, buku cerita, tokoh kartun, tokoh wayang, tokoh pahlawan, atau nama artis untuk membentuk tim. Caranya mirip dengang puzzle. Guru menuliskan nama atau judul dalam selembar kertas kecil, misalnya Gatotkaca dan Arjuna. Potonglah kata Gatotkaca menjadi 2 bagian dan kata Arjuna menjadi 2 bagian. Kemudian tentukan pula jenis nama yang sama dalam kelompok lain, misalnya satu kelompok dengan nama pahlawan, sementara kelompok lain dengan nama gunung. Hasil potongan nama tadi dibagian kepada setiap siswa. Siswa yang mendapat potongan nama-nama wayang akan menjadi satu tim, misalnya siswa A mendapat kata Gatot, siswa B mendapat kata Kaca, siswa C mendapat sukukata Arju, dan siswa D mendapat sukukata na maka mereka berkumpul menjadi satu kelompok.


Sebagai guru di sekolah dasar, kita harus kreatif dan selektif memilih strategi mengajar agar suasana kelas lebih hidup. Dengan menggunakan cara-cara di atas, sebenarnya siswa tidak hanya bermain ketika membentuk kelompok, tetapi juga bekerja sama dan belajar menerima satu dengan lainnya. Masih banyak cara lain untuk membentuk tim dalam kelas, yaitu dengan mencari ide di Internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar